Nama
: I Made Reki Artawan
Nim
: 451 415 004
Kelas
: A
GEOMORFOLOGI INDINESIA
Ø
SESAR GORONTALO
Gorontalo
menjadi salah satu daerah rawan bencana
gempa bumi dan
ecara tektonik berada
di wilayah pertemuan 2 lempeng besar, yakni
lempeng Pasifik dan Eurasia serta lempeng-lempeng mikro. Peta Geologi
Gorontalo menunjukkan
adanya struktur
sesar yang memotong wilayah
kota
Gorontalo.
terdapat struktur
sesar yang memotong wilayah kota Gorontalo
serta melintasi danau Limboto.
Struktur-struktur sesar tersebut akan di uraikan lebih
lanjut berdasarkan perioda pembentukan sesar, sebagai kontrol geologi dan
pemunculan manifestasi panas bumi yaitu:
a) Sesar Lombongo
Berarah baratlaut-tenggara sampai barat-timur, pada
periode awal merupakan zona lemah yang membentuk pola sebaran batuan plutonik
tersier. Sesar tertua ini dicirikan dengan tersingkapnya batuan plutonik
tersier, dimana pada citra landsat terlihat jelas batuan plutonik dibatasi oleh
sesar ini yang memanjang sampai bagian barat.
b) Sesar Gorontalo
Berarah baratlaut - tenggara (N330ºE), membentuk fault
trap tempat terakumulasinya endapan danau yang tersingkap jelas pada bagian
barat. Fault trap yang dihasilkan oleh sesar gorontalo membentuk zona
depresi berarah barat-timur sebagai proses yang mengikuti berkembangnya sesar
Gorontalo ini. Beberapa sesar yang terbentuk akibat zona depresi antara lain
adalah sesar Libungo yang membatasi pemunculan mata air panas Libungo. Sesar
ini sangat berperan sebagai kontrol pemunculan manifestasi panas bumi Libungo
serta kondisi geologi sebagai produk akhir dari aktivitas G. Pinogoe berumur
Kuarter bawah.
c) Sesar Libungo
Sesar Libungo terbentuk pada periode
kedua mengikuti perkembangan sesar Gorontalo dan merupakan sesar normal pada
zona kelurusan lanjutan sesar Limboto di bagian barat. Berarah barat–timur
yaitu searah aliran sungai Bone dan merupakan bidang graben bagian selatan
dengan blok selatan sebagai blok yang relatif naik.
Sesar ini di lapangan tidak muncul ke permukaan akibat
tertimbun oleh endapan yang lebih muda, akan tetapi dari bentuk aliran sungai
yang berubah-ubah mencirikan keberadaan sebuah struktur sesar.
d) Sesar normal Pangi
Sesar Pangi yang terbentuk pada periode kedua ini
diperkirakan sesar normal yang berarah timur-barat, dimana blok sebelah selatan
relatif naik terhadap blok bagian utara yang dicirikan oleh perbedaan topografi
serta pembelokan sungai sepanjang bidang geser. Indikasi lain terdapat pada
kekar gerus, bentuk topografi, penorehan perbukitan akibat gaya gerak dari
pembentukan sesar ini, disamping itu juga adanya breksiasi batuan dijalur
patahan tersebut dan diperkirakan terbentuk pada periode yang sama.
f) Sesar Duano
Sesar Duano ini diperkirakan terbentuk pada periode
ketiga dimana gaya utama yang berperan adalah gaya dari penunjaman Sangihe
Timur. Sesar ini merupakan sesar normal berarah barat laut-tenggara (N330oE)
dimana blok bagian timur relatif turun terhadap blok bagian barat. Indikasi di
lapangan adalah gawir patahan, kekar gerus, pemunculan batu gamping kristalin
dan bentuk topografi yang menyolok serta zona hancuran/rekahan yang memunculkan
mata air dingin yang terdapat disepanjang sesar di lokasi ini.
Disamping sesar primer yang terdapat didaerah ini
banyak pula terbentuk sesar sekunder (secondary/minor fault) yang secara
umum arahnya agak berlawanan dan ada pula yang hampir sejajar dengan sesar
utama ini atau N 300 oE.
g) Sesar Lombongo periode lanjut
Sesar ini juga merupakan sesar utama yang berposisi di
bagian timur atau sebelah utara sungai Bone yang pada periode awal merupakan
zona lemah munculnya batuan plutonik. Pada periode keempat terjadi gaya
penunjaman Sulawesi Utara dan Sangihe Timur serta resultan dari kedua gaya
tersebut, zona ini terejuvenasi menjadi sesar normal. Gejala-gejala pemunculan
di lapangan diindikasikan dari adanya pola kekar gerus, slickenside, dan
gawir (setempat-setempat) maupun triangular facet.
h) Sesar Batunobatuo
Sesar utama Batunobatuo yang merupakan sesar normal
menganan terdapat dibagian selatan daerah penelitian dengan arah N 330o
E. Indikasi di lapangan terdapat jurus kekar gerus pada singkapan batuan,
disamping adanya gejala penorehan bukit, triangular facet dan
pengekaran.
i) Sesar Biluango
Sesar Biluango ini diperkirakan sesar mendatar mengiri
yang memotong batuan vulkanik tua dengan arah baratlaut–tenggara atau N 345 oE
yang terdapat dibagian baratdaya daerah penelitian. Sesar ini diperkirakan
terbentuk oleh gaya penunjaman Sangihe Timur bagian selatan dimana arah tegasan
utamanya baratlaut - tenggara. Pemunculannya di lapangan ditunjukkan dengan
adanya gawir dan kekar gerus. Indikasi lainnya adalah triangular facet
dan zona hancuran.
j) Sesar Tapadaa
Berarah hampir utara-selatan, dimana blok barat
relatif naik terhadap blok bagian timur. Sesar Tapadaa ini dicirikan dengan
ditemukan banyak gawir patahan, kekar gerus, slicken side, bentuk topografi dan
mineralisasi dan breksiasi pada kontak batuan tua dengan diorit. Hal ini
sebagai pertanda sebuah sesar berarah hampir utara – selatan, yang searah
dengan aliran sungai besar Tapadaa.
Bang bisa minta nomernya? ada yg mau saya tanyakan soal artikelnya Abang
BalasHapusboleh bang
Hapus