Minggu, 01 Oktober 2017

sesar gorontalo






                                                                  Nama        : I Made Reki Artawan
                                                                  Nim           : 451 415 004
                                                                  Kelas         : A

GEOMORFOLOGI INDINESIA
Ø  SESAR GORONTALO


 








Gorontalo menjadi salah satu daerah rawan bencana gempa bumi dan ecara tektonik berada di wilayah pertemuan 2 lempeng besar, yakni lempeng Pasifik dan Eurasia serta lempeng-lempeng mikro. Peta Geologi Gorontalo menunjukkan adanya struktur sesar yang memotong wilayah kota Gorontalo. terdapat struktur sesar yang memotong wilayah kota Gorontalo serta melintasi danau Limboto.
Struktur-struktur sesar tersebut akan di uraikan lebih lanjut berdasarkan perioda pembentukan sesar, sebagai kontrol geologi dan pemunculan manifestasi panas bumi yaitu:
a) Sesar Lombongo
Berarah baratlaut-tenggara sampai barat-timur, pada periode awal merupakan zona lemah yang membentuk pola sebaran batuan plutonik tersier. Sesar tertua ini dicirikan dengan tersingkapnya batuan plutonik tersier, dimana pada citra landsat terlihat jelas batuan plutonik dibatasi oleh sesar ini yang memanjang sampai bagian barat.
b) Sesar Gorontalo
Berarah baratlaut - tenggara (N330ºE), membentuk fault trap tempat terakumulasinya endapan danau yang tersingkap jelas pada bagian barat. Fault trap yang dihasilkan oleh sesar gorontalo membentuk zona depresi berarah barat-timur sebagai proses yang mengikuti berkembangnya sesar Gorontalo ini. Beberapa sesar yang terbentuk akibat zona depresi antara lain adalah sesar Libungo yang membatasi pemunculan mata air panas Libungo. Sesar ini sangat berperan sebagai kontrol pemunculan manifestasi panas bumi Libungo serta kondisi geologi sebagai produk akhir dari aktivitas G. Pinogoe berumur Kuarter bawah.
c) Sesar Libungo
Sesar Libungo terbentuk pada periode kedua mengikuti perkembangan sesar Gorontalo dan merupakan sesar normal pada zona kelurusan lanjutan sesar Limboto di bagian barat. Berarah barat–timur yaitu searah aliran sungai Bone dan merupakan bidang graben bagian selatan dengan blok selatan sebagai blok yang relatif naik.
Sesar ini di lapangan tidak muncul ke permukaan akibat tertimbun oleh endapan yang lebih muda, akan tetapi dari bentuk aliran sungai yang berubah-ubah mencirikan keberadaan sebuah struktur sesar.
d) Sesar normal Pangi
Sesar Pangi yang terbentuk pada periode kedua ini diperkirakan sesar normal yang berarah timur-barat, dimana blok sebelah selatan relatif naik terhadap blok bagian utara yang dicirikan oleh perbedaan topografi serta pembelokan sungai sepanjang bidang geser. Indikasi lain terdapat pada kekar gerus, bentuk topografi, penorehan perbukitan akibat gaya gerak dari pembentukan sesar ini, disamping itu juga adanya breksiasi batuan dijalur patahan tersebut dan diperkirakan terbentuk pada periode yang sama. 
f) Sesar Duano
Sesar Duano ini diperkirakan terbentuk pada periode ketiga dimana gaya utama yang berperan adalah gaya dari penunjaman Sangihe Timur. Sesar ini merupakan sesar normal berarah barat laut-tenggara (N330oE) dimana blok bagian timur relatif turun terhadap blok bagian barat. Indikasi di lapangan adalah gawir patahan, kekar gerus, pemunculan batu gamping kristalin dan bentuk topografi yang menyolok serta zona hancuran/rekahan yang memunculkan mata air dingin yang terdapat disepanjang sesar di lokasi ini.
Disamping sesar primer yang terdapat didaerah ini banyak pula terbentuk sesar sekunder (secondary/minor fault) yang secara umum arahnya agak berlawanan dan ada pula yang hampir sejajar dengan sesar utama ini atau N 300 oE.
g) Sesar Lombongo periode lanjut
Sesar ini juga merupakan sesar utama yang berposisi di bagian timur atau sebelah utara sungai Bone yang pada periode awal merupakan zona lemah munculnya batuan plutonik. Pada periode keempat terjadi gaya penunjaman Sulawesi Utara dan Sangihe Timur serta resultan dari kedua gaya tersebut, zona ini terejuvenasi menjadi sesar normal. Gejala-gejala pemunculan di lapangan diindikasikan dari adanya pola kekar gerus, slickenside, dan gawir (setempat-setempat) maupun triangular facet.
h) Sesar Batunobatuo
Sesar utama Batunobatuo yang merupakan sesar normal menganan terdapat dibagian selatan daerah penelitian dengan arah N 330o E. Indikasi di lapangan terdapat jurus kekar gerus pada singkapan batuan, disamping adanya gejala penorehan bukit, triangular facet dan pengekaran.
i) Sesar  Biluango
Sesar Biluango ini diperkirakan sesar mendatar mengiri yang memotong batuan vulkanik tua dengan arah baratlaut–tenggara atau N 345 oE yang terdapat dibagian baratdaya daerah penelitian. Sesar ini diperkirakan terbentuk oleh gaya penunjaman Sangihe Timur bagian selatan dimana arah tegasan utamanya baratlaut - tenggara. Pemunculannya di lapangan ditunjukkan dengan adanya gawir dan kekar gerus. Indikasi lainnya adalah triangular facet dan zona hancuran.
j) Sesar Tapadaa
Berarah hampir utara-selatan, dimana blok barat relatif naik terhadap blok bagian timur. Sesar Tapadaa ini dicirikan dengan ditemukan banyak gawir patahan, kekar gerus, slicken side, bentuk topografi dan mineralisasi dan breksiasi pada kontak batuan tua dengan diorit. Hal ini sebagai pertanda sebuah sesar berarah hampir utara – selatan, yang searah dengan aliran sungai besar Tapadaa.

2 komentar:

MODUL QGIS LENGKAP

    PENGENALAN QGIS Quantum GIS yang disingkat QGIS adalah open source/freeware yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan data GIS dan mahaln...