MOBILITAS PENDUDUk
Secara
garis besar, mobilitas penduduk dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas vertikal
dan mobilitas horizontal.
Mobilitas
Vertikal
Mobilitas
vertikal adalah semua gerakan penduduk dalam usaha perubahan status sosial.
Contohnya, seorang buruh tani yang berganti pekerjaan menjadi pedagang termasuk
gejala perubahan status sosial. Begitu pula, seorang dokter gigi beralih
pekerjaan menjadi seorang aktor film juga termasuk mobilitas vertikal.
Mobilitas
Horizontal
Mobilitas
horizontal adalah semua gerakan penduduk yang melintas batas wilayah tertentu
dalam periode waktu tertentu. Batas wilayah yang umumnya adalah batas
adminitrasi, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan. Mobilitas
horizontal dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas permanen dan mobilitas
nonpermanen.
Mobilitas
Permanen atau Migrasi
Mobilitas
permanen atau migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah
lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Mobilitas permanen secara
garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitumigrasi internasional dam migrasi
dalam negeri.
- Migrasi
Internasional,
Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk dari satu negara ke
negara lain. Perhatian para analis demografi cukup besar pada migrasi
internasional. Hal itu dikarenakan selain datanya lebih lengkap juga
karena sering menimbulkan ketegangan sosial. Akhirnya, terjadi
pertentangan antara orang-orang dengan latar belakang kebudayaan dan
bahasa yang berbeda. Migrasi internasional merupakan masalah politik pada
tingkat nasional. Contohnya, seseorang yang melintasi perbatasan
negara dapat melakukan dengan ikut perpindahan massal (perpindahan
penduduk dengan curu etnis atau sosial). Selain itu, dapat juga dilakukan
sebagai pribadi dan anggota keluarga kecil. Sebab-sebab terjadinya
perpindahan secara paksa, dan mengungsi. Pada rentang waktu tahun
1953-1960 terjadi karena ketegangan politik antara negara yang satu dengan
yang lain. Di bebepara negara terjadi arus migrasi yang tinggi.
Migrasi
Emigrasi, internasional dibedakan menjadi tiga, yaitu imigrasi dan remigrasi.
- Emigrasi, merupakan suatu
kejadian keluaranya penduduk dari suatu negara menuju ke negara yang lain
dengan tujuan untuk menetap (bermukim) di negara yang dituju tersebut.
Penduduk yang melakukan emigrasi disebut emigrasi.
- Imigrasi, merupakan
masuknya penduduk ke suatu negara yang berasal dari negara yang lain
dengan tujuan untuj bermukim (menetap) di negara yang didatangi. Penduduk
yang melakukan imigran disebut dengan imigran. Contohnya, orang (penduduk)
Thailand pindah ke Indonesia.
- Remigrasi
(Repatriasi),
merupakan perpindahan penduduk untuk kembali lagi ke tempat asal (tanah
airnya). Contohnya, orang Indonesia yang sejak tahun 1980 bermukim di
Malaysia pada tahun 2000 kembali lagi untuk pulang dan menetap selamanya
di Indonesia.
Migrasi Dalam Negeri
(Migrasi Nasional)
- Migrasi
nasional adalah suatu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah
lain dalam satu wilayah negara. Pola migrasi dalam negeri (nasional)
adalah sebagai berikut.
- Transmigrasi
adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya menuju ke
daerah yang lebih jarang penduduknya dalam satu wilayah negara.
- Urbanisasi,
merupakan suatu perpindahan penduduk dari desa ke kota besar atau kota
kecil ke kota besar.
- Ruralisasi,
merupakan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di desa. Rulasisasi
biasanya terjadi karena kesempatan kerja di kota sangat sempit.
Migrasi
penduduk dalam negeri menyebabkan perpidahan penduduk secara besar-besaran baik
di negara maju maupun negara berkembang. Perpindahan penduduk dari desa ke kota
merupakan komponen utama dari migrasi dalam negeri sehingga dianggap sebagai
satu bagian utama dari migrasi dalam negeri sehingga dianggap sebagai satu
bagian dari proses modernisasi yang tidak dapat dipisahkan. Jenis migrasi dalam
negeri yang menarik untuk dibahas adalah transmigrasi. Hal ini disebabkan
masalah transmigrasi khususnya di Indonesia merupakan bagian penting dalam era
pembangunan.
Evakuasi
selain
imigrasi internasional dan migrasi nasional, ada jenis perpidahan penduduk lain
suatu negara ke negara lain atau daerah satu ke daerah lain untuk menghindari
suatu bahaya yang mengancam (peperangan, bencana alam, atau wabah penyakit).
Contohnya sebagai berikut.
- Perpindahan
penduduk sekitar lereng gunung Merapi menuju ke kawasan-kawasan sekitarnya
guna menghindari dampak letusan gunung merapi.
- Perpindahan
penduduk Irak k Yordania akibat peperangan.
Mobilitas
Nonpermanen
Mobilitas
Nonpermanen merupakan gerakan penduduk dari satu wilayah satu ke wilayah lain
dengan tidak ada niat untuk menetap di daerah tujuan. Mobilitas nonpermanen
disebut juga dengan sirkulasi. Dan beberapa hasil penelitian mobilitas penduduk
yang dilakukan di Jawa oleh suharso(1976). Hugo (1975), Koenjaraningrat (1957),
dan Matras (1978), ditemukan bahwa mobilitas penduduk nonpermanen lebih banyak
terjadi daripada mobilitas penduduk permanen. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya mobilitas penduduk sirkuler lebih banyak terjadi daripada mobilitas
permanen. Hal ini disebabkan, antara lain faktor sentrifugal dan sentripetal;
perbaikan darana transportasi serta kesempatan kerja di sektor informal lebih
besar dibanding sekitar formal.
- Faktor
Sentrifugal dan Sentripetal, Kekuatan sentrifugal adalah kekuatan yang
terdapat di suatu wilayah yang mendorong penduduk untuk meinggalkan
daerahnya. Sementara itu, kekuatan sentripetal adalah kekuatan yang
mengikat penduduk untuk tetap tinggal di daerahnya. Kedua kekuasaan ini
tarik-menarik. Kurangnya kesempatan kerja di bidang pertanian,
nonpertanian, dan terbatasnya fasilitas pendidikan yang ada mendorong
orang untuk pergi ke daerah yang tersedia fasilitas yang lebih lengkap.
Hal-hal yang mengikat penduduk untuk tetap tinggal didesa, antara lain
sebagai berikut.
- Jalinan
persaudaraan dan kekeluargaan di antara warga desa yang sangat erat.
- Adanya
sistem gotong-royong yang kuat di pedesaan.
- Penduduk
sangat erat dengan tanah pertaniannya.
- Warga
desa terikat pada desa tempat mereka tinggal.
- Adanya kekuatan yang
terik-menarik tersebut mengakibatkan penduduk yang bersangkutan
melaksanakan mobilitas sirkuler. Mobilitas sirkuler, yaitu meinggalkan
daerah tempat tinggalnya untuk memperbaiki perekonomiannya tanpa mempunyai
tujuan menetap di daerah tujuan.
- Perbaikan Sarana Transportasi,
Dorongan untuk melaksanakan mobilitas sirkuler dipengaruhi oleh adanya
perbaikan sarana transportasi yang menghubungi antardesa dan kota.
Sebelumnya, penduduk desar yang bekerja di kota terpaksa mondok di kota,
tetapi setelah jalan-jalan diperbaiki dan banyaknya kendaraan umum, mereka
mejadi penglaju (malaju; pagi berangkat ke kota sore pulang ke desa).
- Kesempatan kerja di sektor
imformal lebih besar dibanding sektor formal. Proses urbaniasai di
indonesia tidak diikuti oleh perlunya lapangan pekerjaan dengan urpa
rendah tidak menentu. Kecil pendapatan migran dari desa yang bekerja di
kota dan tingginya biaya hidup di kota, tidaklah mungkin bagi merka untuk
betempat bersama keluarganya di kota. Hal ini yang menyebabkan menjadi
pengalaju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar