TUGAS
DEMOGRAFI
FERTILITAS PENDUDUK
OLEH
I MADE REKI ARTAWAN
451 415 004
KELAS
A
PRODI
PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN
ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2016
Fertilitas sebagai istilah demografi
diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seseorang wanita atau
sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi
yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk
melahirkan anak. Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas mempunyai
arti sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas mencakup
peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan
kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
Istilah fertilitias sering disebut
dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim
seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas,
berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya. Sedangkan paritas
merupakan jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir
tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still live)
yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran.
Kemampuan fisiologis wanita untuk
memberikan kelahiran atau berpartisipasi dalam reproduksi dikenal dengan
istilah fekunditas. Tidak adanya kemampuan ini disebut infekunditas, sterilitas
atau infertilitas fisiologis.
Pengetahuan yang cukup dapat
dipercaya mengenai proporsi dari wanita yang tergolong subur dan tidak subur
belum tersedia. Ada petunjuk bahwa di beberapa masyarakat yang dapat dikatakan
semua wanita kawin dan ada tekanan sosial yang kuat terhadap wanita/ pasangan
untuk mempunyai anak, hanya sekiat satu atau dua persen saja dari mereka yang
telah menjalani perkawinan beberapa tahun tetapi tidak mempunyai anak. Seorang
wanita dikatakan subur jika wanita tersebut pernah melahirkan paling sedikit
seorang bayi.
Pengukuran fertilitas lebih kompleks
dibandingkan dengan pengukuran mortalitas (kematian) karena seorang wanita
hanya meninggal sekali, tetapi dapat melahirkan lebih dari seorang bayi.
Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena kelahiran melibatkan dua orang
(suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang
yang meninggal). Seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti
mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya,
seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak, tidak berarti resiko melahirkan
dari wanita tersebut menurun.
Fertilitas
merupakan gambaran mengenai jumlah kelahiran hidup dalam suatu wilayah pada
periode waktu tertentu. Fertilitas atau angka kelahiran disebut juga natalitas.
Secara
umum angka kelahiran atau fertilitas diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu angka
kelahiran kasar, kelahiran umum, dan kelahiran menurut kelompok-kelompok usia.
1)
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate = CBR)
Angka
kelahiran kasar, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya bayi lahir hidup dari
setiap seribu penduduk dalam periode tahun tertentu. Untuk menghitung angka
kelahiran kasar digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
CBR
= angka kelahiran kasar
B
= jumlah bayi yang lahir hidup
P
= jumlah penduduk
k
= konstanta, nilainya 1.000
2)
Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate = GFR)
Angka
kelahiran umum, yaitu angka yang menunjukkan jumlah komposisi bayi lahir hidup
dari setiap seribu penduduk wanita usia reproduksi dalam periode tahun
tertentu. Adapun yang dimaksud dengan usia reproduksi adalah usia di mana
wanita sudah berpotensi untuk melahirkan, yaitu antara umur 15–49 tahun. Untuk
menghitung angka kelahiran kasar digunakan rumus sebagai berikut.
GFR
= angka kelahiran umum
B
= jumlah bayi yang lahir hidup
Pf
(15-49) = jumlah penduduk wanita usia reproduksi
k
= konstanta, nilainya 1.000
3)
Angka Kelahiran Menurut Kelompok Usia (Age Specific Fertility Rate =ASFR)
Angka
kelahiran menurut kelompok usia, yaitu angka yang menunjuk kan banyaknya bayi
lahir hidup dari setiap seribu penduduk wanita perkelompok umur pada usia
reproduksi dalam periode tahun tertentu. Dalam demografi, interval usia yang
biasa digunakan adalah lima tahun. Kelompok-kelompok umur dalam usia reproduksi
adalah 15–19, 20–24, 25–29, 30–34, 35–39, 40–44, dan 45–49 tahun.
Untuk
menghitung angka kelahiran menurut kelompok usia digunakan rumus sebagai
berikut.
Keterangan:
ASFRx
= angka kelahiran menurut kelompok usia
Bx
= jumlah bayi yang lahir hidup dari penduduk wanita kelompok usia tertentu
Pf
= jumlah penduduk wanita usia subur pada kelompok umur tertentu
k
= konstanta, nilainya 1.000
Dari
ketiga angka kelahiran di atas, tingkat akurasi paling tinggi adalah angka
kelahiran menurut kelompok usia. Hal ini dikarenakan dalam perhitungannya
mempertimbangkan faktor jenis kelamin, usia reproduksi perkelompok umur, dan
banyaknya bayi yang lahir dari tiap penduduk wanita tiap kelompok umur dalam
usia reproduksi.
Terdapat
beberapa faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya tingkat kelahiran pada suatu
wilayah, baik yang sifatnya men dukung maupun menghambat. Faktor pendukung
angka kelahiran antara lain menikah pada usia muda sehingga berpotensi untuk
memiliki anak dalam jumlah yang banyak, anggapan atau kepercayaan sebagian
masyarakat bahwa banyak anak banyak rezeki, dan tingginya tingkat kesehatan
masyarakat.
Faktor
yang menghambat angka kelahiran antara lain ketentuan batas minimal usia
perkawinan, penundaan usia perkawinan karena alasan sekolah atau mengutamakan
karir terlebih dahulu, dan adanya program KB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar