Minggu, 02 Oktober 2016

perkembangan antropologi di indonesia (made reki ung)



MAKALAH                                                      
PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI DI
INDONESIA 
OLEH
I MADE REKI ARTAWAN
451 415 004






KELAS A
PRODI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS NEGRI GORONTALO
2016


KATA PENGANTAR
            Yang pertama saya ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas asung kerta warenugrahe nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini.           Juga saya ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu terselesaikanya makalah ini.
            Dengan terselesaikanya makalah  ini saya berharap dapat bermanfaat untuk kita semua. Dan semoga dengan makalah  ini saya dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
            Dan besar harapan saya selaku penyusun atas sumbangan semua pihak atas saran dan kritiknya sehingga dapat menyempurnakan lagi makalah ini. Dan saya ucapkan terimakasih.


                                                                                     Gorontalo, 20 september  2016


                                                                                    I MADE REKI ARTAWAN





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………………… 1
1.2  Rumusan  Masalah……………………………………………………………….. 1
1.3  Tujuan……………………………………………………………………….…… 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Antropologi ,…………………………………………………………. 2
2.2 Perkembangan Antropologi ……………………………………………….…….. 4
2.3 Perkembangan Antropologi Saat Ini Di Indonesia …………………………….... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………… 8
3.2 Saran ……………………………………………………………………..……… 9
DAFTAR PUSTAK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Banyak orang berpikir bahwa para ahli Antropologi adalah ilmuwan yang hanya tertarik pada peninggalan-peninggalan masa lalu; Antroplogi bekerja menggali sisa-sisa kehidupan masa lalu untuk mendapatkan pecahan guci-guci tua, peralatan –peralatan dari batu dan kemudian mencoba ember arti dari apa yang ditemukannya itu. Pandangan yang lain mengasosiasikan Antropologi dengan teori Evolusi dan mengenyampingkan kerja dari Sang Pencipta dalam mempelajari kemunculan dan perkembangan mahluk manusia.
            Masyarakat yang mempunyai pandangan yang sangat keras terhadap penciptaan manusia  dari sudut agama kemudian melindungi bahkan melarang anak-anak mereka dari Antroplogi  dan doktrin-doktrinnya. Bahkan masih banyak orang awam yang berpikir kalau Antropologi itu bekerja atau meneliti orang-orang yang aneh dan eksotis yang tinggal di daerah-daerah yang jauh dimana mereka masih menjalankan kebiasaan-kebiasaan yang bagi masyarakat umum adalah asing.

1.2  Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apa Pengertian antropologi ?
2.      Bagaimana perkembangan antropologi saat ini di Indonesia ?

1.3  Tujuan
            Adapun tujuan dalam makalah ini adalah :
1.      Dapat mengetahui pengertian antropologi !
2.      Dapat mengetahui perkembangan antropologi di Indonesia !




BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Antropologi
            Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial, jadi antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
            Menurut William A. Haviland, antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. Sedangkan David Hunter memberikan pendapatnya bahwa antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia. Selanjutnya Koentjaraningrat menyatakan antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
            Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
            Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai spesies homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang interdisipliner dan komprehensif. Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan perjalanan umat manusia di bumi sejak awal kemunculannya. Antropologi juga menggunakan kajian lintas-budaya (Inggris cross-cultural) dalam menekankan dan menjelaskan perbedaan antara kelompok-kelompok manusia dalam perspektif material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup (worldview).
                 Dengan orientasinya yang holistik, antropologi dibagi menjadi empat cabang ilmu yang saling berkaitan, yaitu: antropologi biologi, antropologi sosial budaya, arkeologi, dan linguistik. Keempat cabang tersebut memiliki kajian-kajian konsentrasi tersendiri dalam kekhususan akademik dan penelitian ilmiah, dengan topik yang unik dan metode penelitian yang berbeda.
            Antropologi lahir atau berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, memiliki ciri fisik dan bahasa yang digunakan serupa, serta cara hidup yang sama.
2.2  PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI
Seperti halnya Sosiologi, Antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya. Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:

1.     Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)

Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

2.     Fase Kedua (tahun 1800-an)

Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya
Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

3.     Fase Ketiga (awal abad ke-20)

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.

4.     Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)

Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.
Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.
2.3 Perkembangan Antropologi Di Indonesia
            Di Indonesia, antropologi berkembang seiring dengan kolonisasi bangsa-bangsa Eropa ke Hindia. Watak khas suatu bangsa dan potensi kekayaan alamnya dilaporkan secara tertulis oleh para pejabat kolonial. Berbagai laporan itu disebut etnologi. Berbagai tulisan etnologi tersebut bermanfaat untuk mempermudah penguasaan kaum pribumi.
            Keaslian masyarakat dipertahankan kemurniannya oleh kolonial. Penjagaan kemurnian tersebut merupakan strategi agar masyarakat setempat tetap lemah dan mudah dikuasai. Hal ini berlangsung terus sampai Belanda angkat kaki dari tanah air. Setelah Indonesia merdeka, antropologi tetap menempati posisi strategis sebagai ilmu yang bermanfaat untuk menjaga ketertiban sosial. Melalui jasa Koentjaraningrat, antropologi menjadi alat penting guna merumuskan kebudayaan nasional.
            Dalam rangka merumuskan kebudayaan nasional tersebut, para antropolog diberi tugas untuk meneliti berbagai watak khas masyarakat Indonesia yang majemuk. Penelitian dilakukan untuk mengetahui sikap mental yang cocok dengan pembangunan dan budaya yang bernilai luhur sebagai identitas bangsa, di antara nya pola makan, waktu luang, nilai anak, seni, kekerabatan, sampai konsep sehat dan kematian.
            Penelitian terlibat sebagai ciri khas antropologi sering dianggap kurang ilmiah. Partisipasi langsung dalam masyarakat dan menggali data melalui wawancara langsung dengan masyarakat dianggap bias. Hal tersebut masih ditambah perhatian antropologi terhadap kaum yang terpinggirkan akibat kesenjangan sosial budaya. Berbagai ketimpangan tersebut berupa diskriminasi ras, ketimpangan gender, dan kemiskinan. Antropologi sangat dekat dengan kehidupan gelandangan, pecandu narkoba, kaum buruh, para penghuni panti jompo, penderita HIV, dan PSK yang semakin menyudutkan posisi ilmu ini.
            Belakangan ini, banyak antropolog Indonesia melaksanakan berbagai penelitian yang dibiayai oleh sektor swasta dan organisasi non pemerintah, seperti bank, perusahaan transnasional, jaringan waralaba, industri otomotif, ataupun biro iklan yang ingin mengerti bagaimana memasarkan suatu barang hasil industri kepada masyarakat pedalaman. Antropolog juga terlibat dalam berbagai program kampanye politik atau pemasyarakatan berbagai program pemerintah, seperti program KB, padi unggul, pelestarian lingkungan, dan industri pariwisata.
             










BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
                Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase.
            Di Indonesia, antropologi berkembang seiring dengan kolonisasi bangsa-bangsa Eropa ke Hindia. Watak khas suatu bangsa dan potensi kekayaan alamnya dilaporkan secara tertulis oleh para pejabat kolonial. Berbagai laporan itu disebut etnologi. Berbagai tulisan etnologi tersebut bermanfaat untuk mempermudah penguasaan kaum pribumi.

3.2 Saran
Antropologi sangat besar peranannya dalam perkembangan kehidupan manusia sehingga diharapkan kepada kita semua untuk selalu mengembangkan wawasan dan memperdalam pemahaman tentang kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan antropologi.







DAFTAR PUSTAKA
Green, E.C 1986 Practicing Development Anthropology. Boulder and London: Westview

Leonard Seregar. 2002. Antorpologi dan Konsep Kebudayaan. Universitas Cendrawasih Press. Jayapura.

Masinambow, E.K.M (Ed) 1997 Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia, Jakarta: Asosiasi Antropologi Indonesia dan Yayasan Obor Indonesia.

Antropologi%20di%20Indonesia%20%20%20Pengertian,%20Asal%20Usul,%20Perkembangan,%20dan%20Ruang%20Lingkup%20_%20Perpustakaan%20Cyber.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MODUL QGIS LENGKAP

    PENGENALAN QGIS Quantum GIS yang disingkat QGIS adalah open source/freeware yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan data GIS dan mahaln...