Senin, 20 November 2017

laporan kartografi lay out peta RBI



                                       LAPORAN KARTOGRAFI
LAY OUT PETA DASAR DAN PETA TEMATIK

OLEH
I MADE REKI ARTAWAN
451 415 004










KELAS A
PRODI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS METEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2016

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan lay out peta dasar dan peta tematik.
Saya sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai lay out peta dasar dan peta tematik. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
            Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan laporan ini di waktu yang akan datang.

                                                                                    Gorontalo Desember 2016


                                                                                       I Made Reki Artawan







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang…………………………………......…………………….. 1
1.2  Tujuan ..................………………………………....…………………….. 2
1.3  Manfaat ………………………………………....………………......…… 2
BAB II DASAR TEORI
2.1 Peta RBI (umum)…………….…...............……..……………………….. 3
2.2 Peta tematik (khusus) …........................………………………………… 3
2.3 Lay out peta ............................................................................................... 5
BAB III HASIL
3.1 Lay out peta tematik………..........………....….……..………………….. 7
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Lay out peta tematik .................................................................................. 8
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan peta-peta sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen-dokumen ilmiah (ICA, 1973). Peta adalah suatu representasi/gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil dan atau di skalakan.
Peta adalah gambaran dari permukaan bumi yang digambarkan dalam bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan di lengkapi oleh simbol sebagai penjelas. Peta dapat terbagi menjadi dua yaitu peta umum dan peta khusus.
Peta rupa Bumi secara umum adalah peta yang menggambarkan kenampakan alamiah (natural freatures) dan kenampakan buatan manusia (man Made freatures). Kenampakan ilmiah yang dimaksud misalnya sungai, bukit, lembah, laut, danau, dan lain-lain. Sedangkan kenampakan buatan manusia misalnya jalan, kampung, peta referensi atau acuan dan peta dasar yaitu peta yang dipakai sebagai peta referensi atau atuan dan dasar bagi pembuatan peta tematik.
Peta tematik (juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan daripada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fizikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan kesihatan.Yang dimaksud data kualitatif adalah data yang menyajikan unsur-unsur topografi berupa gambar atau keterangan, seperti jalan, sungai, perumahan, nama daerah dan lain sebagainya.
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dalam laporan ini adalah :
1.      Dapat membuat lay out peta umum.
2.      Dapat membuat lay uot peta tematik.
1.3  Manfaat
Adpun manfaat dalam laporan ini adalah :
1.      Agar mahasiswa dapat memahami pembuatan lay out peta umum.
2.      Agar mahasiswa dapat memahami pembuatan lay out peta tematik.















BAB II
DASAR TEORI
2.1  Peta RBI ( umum )
Peta rupa Bumi secara umum adalah peta yang menggambarkan kenampakan alamiah (natural freatures) dan kenampakan buatan manusia (man Made freatures). Kenampakan ilmiah yang dimaksud misalnya sungai, bukit, lembah, laut, danau, dan lain-lain. Sedangkan kenampakan buatan manusia misalnya jalan, kampung, permukiman, kantor, pasar, dan lain-lain. Peta Rupa Bumi antara lain berfungsi sebagai peta referensi atau acuan dan peta dasar yaitu peta yang dipakai sebagai peta referensi atau atuan dan dasar bagi pembuatan peta tematik.
Peta RBI biasa disebut juga dengan peta Topografi atau Peta dasar. Peta dasar adalah peta yang digunakan sebagai dasar pembuatan peta lainnya. Untuk pembuatan peta tematik, peta dasar adalah peta yang berisi semua data-data tematis akan digambarkan. Pada hakekatnya peta dasar yang digunakan adalah peta topografi yang resmi dari suatu negara. Umumnya peta dasar tersebut dibuat dibuat berdasarkan survei lapangan atau cara lain yang biasa disebut fotogrametris. Peta-peta yang dijadikan peta dasar akan ada perbedaan dalam proyeksi, skala, ketelitian ataupun waktu penerbitannya. Sehingga mutu peta dasar ini jelas merupakan hal yang cukup penting juga.
Peta RBI biasanya digunakan sebagai dasar pembuatan peta tematik, diperlukan data-data topografi dan dari peta itulah semua data-data tematis akan digambarkan. Biasanya jenis peta ini digunakan untuk keperluan peta tematik dalam memperhatikan batas-batas wilayah dengan sangat terperinci. Meskipun demikian, karena tergantung dari penggunaan selanjutnya, kadang-kadang peta ini digeneralisasi dahulu sebelum digunakan sebagai peta dasar.
2.2  Peta tematik ( khusus )
Peta Tematik (E.S Bos, 1977) adalah suatu peta yang menggambarkan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang kenampakan-kenampakan atau konsep yang spesifik yang ada hubungannya dengan detil topografi tertentu. Menurut International cartographic Association (1973), peta tematik adalah peta yang dibuat dan didesain untuk menggambarkan kenampakan- kenampakan atau konsep-konsep khusus. Dari batasan tersebut dapat dikatakan secara garisbesar bahwa peta tematik meupakan peta yang menggambarkan suatu data yang mempunyai tema khusus dan ada kaitannya dengan detail topografi tertentu.
Peta tematik (juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan daripada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fizikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan kesihatan.Yang dimaksud data kualitatif adalah data yang menyajikan unsur-unsur topografi berupa gambar atau keterangan, seperti jalan, sungai, perumahan, nama daerah dan lain sebagainya. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang menyajikan unsur-unsur topografi yang menyatakan besaran tertentu, seperti ketinggian titik, nilai kontur, jumlah penduduk, persentase pemeluk agama tertentu dan lain sebagainya. Contoh peta tematik yaitu, peta anomali gaya berat, peta anomali magnet, peta tata guna lahan, peta pendaftaran tanah, peta iklim, peta geomorfologi, peta tanah, peta industri, peta penduduk, peta pariwisata dan lain-lain.
Contoh kartografer tematik awal
a.      Edmond Haley
Meskipun terkenal kerana penemuan kometnya, Edmond Halley juga diakui sebagai pembuat peta tematik pertama dengan keahlian kartografik yang diakui. Pada 1686, Halley menghasilkan peta ukiran tembaga kecil yang menggambarkan arah angin perdagangan di Samudra Atlantik.

b.      John Snow
Salah satu contoh terkenal dari peta tematik awal berasal dari ahli medis London John Snow. Meskipun penyakit telah dipetakan secara tematik, map kolera Snow pada 1855 adalah salah satu contoh terbaik penggunaan peta tematik untuk analisis. Teknik dan metodologinya menggambarkan prinsip dari sistem informasi geografis (GIS).
Dimulai dengan petas dasar yang akurat sekitar London termasuk jalan dan lokasi pompa, Snow memetakan kejadian peristiwa kematian karena kolera. Pola yang muncul berpusat di sekitar pompa tertentu di Broad Street. Atas permintaan Snow, pompa tersebut disingkirkan, dan kasus kolera baru berhenti pada saat itu juga. Invetigasi lebih lanjut daerah tersebut menandakan pompa di Broad Street dekat dengan saluran parit.
2.3  Lay Out Peta
Semua informasi yang diletakkan pada peta harus diatur secara tepat diatas lembar peta sehingga dapat menjamin optimal dalam hal mudahnya dibaca dan kelihatan ekonomis. Lay out peta berarti menyusun penempatan-penempatan dari pada peta judul, legenda, skala, sumber data, penerbit, no sheet, macam-macam proyeksi dan lain-lainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam lay Out peta adalah:
1.      Penulisan judul
Judul bisa ditulis disebelah kiri atau disebelah kanan atas tergantung komposisi dari peta. Ukuran huruf antara thema, daerah penelitian dan skala tidak sama. Ukuran hurufnya disesuaikan dengan ukuran besarnya peta. Untuk peta yang terbesar ukuran hurufnya maximum 1 cm. di dalam judul ini termasuk skala, baik skala nemeric (mis, 1:5.000)mapun skala grafis. Tulisan skala lebih kecil dari tema dan daerah penelitian.

2.      Orientasi
Biasanya diletakkan di tempat yang kosong dan dibuat tegak lurus keatas tepat di bawah judul. Sebenarnya posisi dari orientasi ini tidaklah harus dibawah judul, tetapi tergantung dari posisi peta maupun ruang yang memungkinkan, sehingga memberi kesan menarik dan harmonis. Bila telah ada grid-gridnya maka panah utara itu tidak perlu.
3.      Legenda
Legenda ini merupakan kunci dari pada peta. Jadi harus mengandung keterangan mengenai setiap simbol-simbol yang dipergunakan, baik simbol titik, garis, wilayah maupun simbol-simbol lain. Disamping itu arti singkatan yang dipakai didalam peta harus dicantumkan pula. Legenda diletakkan didalam garis tepi dari peta dibagian pojok karena bagian bawah. Legenda simbol-simbol ditulis menurut kolom, dan legenda simbol wilayah dibuat dalam bentuk empat persegi panjang yang dibatasi oleh garis-garis. Simbol wilayah ditetapkan dalam ukuran yang teratas baru kemudian simbol-simbol lain termasuk simbol konvensionil.
4.      Letak lintang dan bujur
Letak lintang dan bujur ditulis di dalam garis tepi, antara garis tepi luas dengan garis tepi dalam. Penulisan letak lintang dan bujur dilakukan dengan tulisan tangan dan cukup kecil saja sesuai dangan ruangannya. Tanda-tanda koordinat lintang dan bujur ditambahkan dengan garis-garis pendek memotong peta inset. Peta inset diletakkan di bagian kanan bawah di sebelah kanan legenda. Didalam peta inset








BAB III
HASIL
3.1 Lay Out peta tematik
            Pada hasil lay out peta tematik terdapat pada gambar 3.1 gambar lay out peta tematik.


















BAB IV
PEMBAHASAN
4.1  Lay Out peta Tematik
Layout peta merupakan tahap terakhir dalam pembuatan peta. Layout peta berarti menyusun penempatan-penempatan dari pada peta judul, legenda, skala, sumber data, penerbit, no sheet, macam-macam proyeksi dan lainlainnya.
Desain peta memegang peranan penting dalam hal menciptakan peta yang menarik. Peta yang indah, menarik, warna-warni yang bagus perlu diperhatikan apakah peta tersebut memang baik secara geometris maupun kartografis. Kalau tidak, maka peta tersebut hanya merupakan "hiasan" saja tanpa memberi arti posisi dan informasi yang benar.
Pada peta tematik memiliki kemponen peta lebih sedikit dibnadingkan dengan kompunen peta umum. Sehingga Lay out peta tematik lebih jarang dan kelihatan lebih indah.











BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Semua informasi yang diletakkan pada peta harus diatur secara tepat diatas lembar peta sehingga dapat menjamin optimal dalam hal mudahnya dibaca dan kelihatan ekonomis. Lay out peta berarti menyusun penempatan-penempatan dari pada peta judul, legenda, skala, sumber data, penerbit, no sheet, macam-macam proyeksi dan lain-lainnya.
Sebuah peta harus diperhatikan tampilan dan tata letaknya. Hal ini berfungsi untuk mempermudah pengguna dalam memahami dan mengerti peta yang dibuat. Selain itu, dengan tata letak peta yang baik dan menarik akan membuat pengguna merasa nyaman dalam menggunakan peta tersebut

DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Daud. 2016 . Modul praktikum kartografi. UNG : laboratorium geografi



















peta lengkap persebaran flora dan fauna di indonesia


pencemaran udara



MAKALAH
EKOLOGI LINGKUNGAN
PENCEMARAN UDARA
OLEH
I MADE REKI ARTAWAN
451 415 004
A










PRODI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS METEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2017

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang pencemaran uadara.
            Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pencemaran uadara. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
            Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

                                                                                    Gorontalo November 2017


                                                                                                   Penulis






DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar ............................................................................................... 1
Daftar Isi ........................................................................................................ 2
Daftar Tabel .................................................................................................... 3
Daftar Gambar ................................................................................................ 3
Bab I Latar Belakang ..................................................................................... 4
Bab II Penyebab Terjadinya Pencemaran Udara ............................................ 6
Bab III Dampak Pencemaran Udara .............................................................. 11
Bab IV Pencegahan Pencemaran Udara ......................................................... 15
Bab V Pengendalian Pencemaran Udara ........................................................ 17
Bab VI Penanganan Pencemaran Udara ........................................................ 20
Bab VII Pembahasan ...................................................................................... 21
Bab VIII Kesimpulan ..................................................................................... 22
Daftar Pustaka









DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 dampak pencemaran udara .............................................................. 11



DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 penyebab pencemaran udara ........................................................  6
Gambar 4.1 pencegahan pencemaran udara .....................................................  15
BAB I LATAR BELAKANG
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia dan bertambah banyaknya kebutuhan manusia, mengakibatkan semakin besar pula terjadinya masalah-masalah pencemaran lingkungan. Pada dasarnya, secara alamiah, alam mampu mendaur ulang berbagai jenis limbah yang dihasilkan oleh makhluk hidup, namun bila konsentrasi limbah yang dihasilkan sudah tak sebanding lagi dengan laju proses daur ulang maka akan terjadi pencemaran. Pencemaran lingkungan yang paling mempengaruhi keadaan iklim dunia adalah pencemaran udara. Pencemaran udara ini menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kehidupan di muka bumi. Semakin menipisnya lapisan ozon adalah salah satu dampak yang harus diwaspadai karena ini berarti menyangkut lestarinya keanekaragaman hayati, kelangsungan makhluk hidup di bumi dan keberadaan bumi itu sendiri.
Pada umumnya, di kota-kota besar terjadi pertambahan penduduk dan
pertumbuhan ekonomi yang amat pesat, sehingga meningkatnya tempat-tempat
pemukiman, transportasi, dan perindustrian dalam rangka memenuhi kebutuhan
manusia itu sendiri baik berupa sarana dan prasarana. Selain itu, kemajuan
teknologi yang dicapai oleh manusia dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
dan kenyamanan hidupnya memberi dampak yang positif dan negatif .
Dampak negatifnya berupa kerugian bagi keseimbangan lingkungan hidup.
Salah satu bentuk dampak negatifnya, yaitu sulitnya untuk memperoleh
udara berkualitas baik dan bersih. Pencemaran udara yang terjadi merupakan
masalah pencemaran lingkungan yang terberat bagi daerah perkotaan. Akibat
pencemaran udara dapat membahayakan kesehatan manusia, kelestarian tanaman
dan hewan, dapat merusak bahan-bahan, menurunkan daya penglihatan, serta
menghasilkan bau yang tidak menyenangkan
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara
menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak
berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia.
Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah
padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di
atas batas kewajaran. Pada umumnya bahan pencemar udara adalah
berupa gas-gas beracun (hampir 90 %) dan partikel-partikel zat padat.
Gas-gas beracun ini berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan,
dari industri dan dari rumah tangga. Selain gas-gas beracun di atas,
pembakaran bahan bakar kendaraan juga menghasilkan partikelpartikel karbon dan timah hitam yang beterbangan mencemari udara.
Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai
kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan.
Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai
kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam
beracun, dan lain-lain.
Prinsip dari pencemaran udara adalah bilamana dalam udara
terdapat unsur - unsur pencemar (biasa disebut polutan baik primer
maupun sekunder yang bersumber dari aktifitas alam dan kebanyakan
dari aktifitas manusia) yang dapat mempengaruhi keseimbangan udara
normal dan mengakibatkan gangguan terhadap kehidupan manusia,
hewan dan tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain.









BAB II PENYEBAB TERJADINYA PENCEMARAN UDARA

            Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar yang penuh dengan pabrik atau industri dan kendaraan bermesin yang banyak hingga menimbulkan kemacetan. Semakin sempitnya lahan hijau di daerah perkotaan juga memperburuk kondisi tersebut. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan kalau di pedesaan juga bisa terjadi pencemaran lingkungan, karena pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana.

Gambar 2.1 penyebab pencemaran udara
2.1  Klasifikasi Bahan Penyebab Pencemaran Udara
Secara umum polutan penyebab terjadinya pencemaran udara dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder.
Ø  Polutan primer – Polutan primer adalah polutan yang merupakan hasil langsung dari suatu proses atau substansi pencemar yang ditimbulkan langsung oleh sumber pencemar. Contoh polutan yang dihasilkan oleh penyebab primer  yaitu sulfur dioksida yang dihasilkan oleh pabrik – pabrik serta karbon dioksida dan karbon monoksida hasil pembakaran.
Ø  Polutan sekunder – Sedangkan polutan sekunder merupakan polutan yang dihasilkan oleh interaksi dari beberapa polutan primer di atmosfer seperti reaksi foto kimia.  Contohnya adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O.
Jika membahas tentang pencemaran udara mungkin yang terlintas di benak kita adalah akibat ulah manusia, dan pernyataan itu bisa dikatakan benar, namun selain manusia pencemaran udara juga dapat terjadi karena kejadian alam. Berikut beberapa penyebab pencemaran udara yaitu:
1.      Lalu lintas
Di era modern ini kendaraan merupakan kebutuhan yang penting untuk kegiatan sehari-hari kita. Jika dahulu banyak orang yang masih menggunakan transportasi umum untuk berpergian maka kini sebagian besar orang memilih untuk membeli kendaraan sendiri seperti mobil dan motor. Dari tahun ke tahun jumlah kendaraan di Indonesia pun semakin meningkat sehingga menimbulkan kemacetan di jalan raya seperti yang terjadi di Jakarta dan kota besar lainnya. Tidak hanya berdampak pada kemacetan namun kendaraan bermesin yang semakin banyak juga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan polusi udara. Kendaraan bermesin biasanya menggunakan bahan bakar diesel atau bensin untuk menghasilkan energi agar kendaraan dapat beroperasi.
Secara teori dalam minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar tersebut mengandung senyawa hidrokarbon yang kemudian dibakar menghasilkan senyawa karbondioksida dan air. Namun pada kenyataannya mesin tidak dapat membakar hidrokarbon hingga bersih sehingga kenalpot kendaraan mengeluarkan zat-zat berbahaya yang menyebabkan pencemaran udara lebih parah. Hasil pembakaran tidak sempurna tersebut menghasilkan senyawa Carbon monoksida (CO) yang merupakan gas beracun, Nitrogen oksida dan senyawa organik volatil (VOC).  Zat – zat tersebut merupakan penyebab pencemaran udara yang berbahaya sehingga udara menjadi berkabut coklat, biru atau hitam dan membentuk ozon. Ozon ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menganggu pernafasan yang serius dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai penyakit yang lebih akut.
2.      Pembangkit listrik
Sebagian pembangkit listrik konvesional masih menggunakan bahan batu bara, gas dan minyak untuk menghasilkan energi listrik. Seperti pada kendaraan bermesin dalam prakteknya proses pembakaran pada pembangkit listrik terjadi secara tidak sempurna sehingga menghasilkan gas berbahaya yang menyebabkan pencemaran udara. Gas berbahaya tersebut adalah Sulfur dioksida, Nitrogen oksida, Carbon dioksida dan partikulat. Senyawa – senyawa tersebut juga sangat berperan dalam terjadinya pemanasan global.
3.      Letusan gunung berapi
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak gunung berapi sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi bencana alam letusan gunung berapi. Salah satunya adalah letusan gunung kelud yang terjadi pada tahun lalu. Letusan gunung kelud tersebut merupakan salah satu letusan gunung berapi yang memberikan dampak letusan gunung berapi menjadi pencemaran udara, banyak abu vulkanik yang bertaburan dimana-mana. Dalam abu vulkanik tersebut diketahui mengandung logam seperti timah, tembaga, seng, krom besi dan silika. Gas dan abu vulkanik akibat letusan gunung tersebut selain menganggu aktifitas sehari – hari juga dapat menganggu kesehatan pernafasan kita.
4.      Industri atau pabrik
Di era modern ini banyak sekali pabrik atau industri yang berdiri di setiap sudut kota. Cerobong – cerobong asap pabrik berdiri kokoh mengepulkan asap sisa pembakaran setiap harinya. Beberapa industri menghasilkan polutan yang sangat berbahaya, diantaranya adalah industi pembuatan plastik, semen, alumunium, baja dan industri kimia sejenisnya. Karbon monoksida, Hidokarbon dan senyawa organik merupakan polutan yang biasa dihasilkan oleh pabrik yang akan mempercepat proses terjadinya efek rumah kaca.
5.      Pertanian
Di zaman sekarang ini agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan sehat perlu diberikan pupuk dan obat anti hama seperti insektisida dan pestisida. Akan tetapi penggunaan bahan-bahan tersebut memiliki dampak yang tak baik bagi lingkungan. Pada insektisida, pestisida dan pupuk pertanian di dalamnya mengandung amonia atau NH3 yang sangat berbahaya bagi atmosfer. Dan tidak hanya menimbulkan pencemaran udara saja amonia tersebut juga dapat menyebabkan polusi air. Amonia ini memiliki pengaruh tidak baik baik bagi kesehatan, salah satu penyakit yang ditimbulkan karena amonia adalah bronkitis.
6.      Kegiatan pertambangan
Pertambangan merupakan kegiatan mengambil mineral dalam bumi dalam jumlah besar serta menggunakan peralatan besar. Tak jarang karena proses pertambangan mengeluarkan bahan kimia dan debu yang kemudian menyebabkan pencemaran udara. Pencemaran udara tersebut dapat menganggu kesehatan para pekerja tambang dan warga sekitar area pertambangan.
7.      Aktifitas rumah tangga
Terdapat beberapa kegiatan rumah tangga yang dapat menyebabkan polusi udara. Kegiatan rumah tangga pertama yang dapat menyebabkan polusi udara adalah pembakaran sampah atau proses memasak yang masih menggunakan kayu bakar. Kegiatan rumah tangga kedua yang dapat menyebabkan pencemaran udara proses pengecatan rumah atau alat rumah tangga lainnya. Kandungan zat kimia pada cat mengeluarkan bau yang menyengat serta dapat menganggu kesehatan.
8.      Kebakaran hutan
Kebakaran hutan merupakan fenomena alam yang dapat terjadi karena faktor kesengajaan maupun tidak disengaja. Kebakaran hutan yang terjadi secara tidak sengaja  biasa terjadi  karena kekeringan pada musim kemarau panjang. Sedangkan kebakaran hutan yang disengaja biasanya dilakukan oleh peladang berpindah maupun perusahaan agroindustri yang bertujuan untuk membuka lahan namun tak mau mengeluarkan banyak dana dan tenaga.
Dampak penebangan hutan secara liar dan kebakaran hutan yang tidak terkendali adalah polusi udara yang dapat menganggu aktifitas sehari – hari dan juga berbahaya bagi kesehatan pernafasan. Tidak jarang polusi udara menyebar ke daerah – daerah tetangga bahkan hingga negara – negara tetangga.
9.      Timbunan sampah
Timbunan sampah dapat menyebabkan berbagai masalah bagi kehidupan kita, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagian besar penduduk perkotaan membuang sampah rumah tangga mereka ke tempat pembuangan akhir atau TPA. Sampah yang mengunung di tak jarang TPA membuat daerah sekitarnya menjadi tidak nyaman karena pencemaran udara yang ditimbulkannya. Sampah-sampah organik akan membusuk dan menghasilkan bau tidak sedap karena gas metana.
10.  Banyaknya illegal logging atau penebangan liar
Penebangan liar di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat dan menjadi perhatian dunia. Hal ini seharusnya menjadi perhatian lebih bagi pemerintah, dampak akibat hutan gundul tersebut menghasilkan banyak lahan-lahan kritis yang rawan terhadap kebakaran karena tumpukan ranting maupun daun kering sisa penebangan liar yang tidak terurus. Selain itu penebangan liar juga menyebabkan jumlah tanaman berkurang banyak sehingga resapan polutan pun berkurang.











BAB III DAMPAK PENCEMARAN UDARA
Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan
penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan
manusia. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri
yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin
parah pula pencemaran udara yang terjadi.
3.1 Terhadap kesehatan
Pengaruh pencemaran udara terhadap manusia, selain berupa
kematian dapat pula berupa penyakit antara lain :














Tabel 3.1 dampak pencemaran udara
3.2 Dampak terhadap Lingkungan
1. Dampak Terhadap Tanaman
Gas nitrogen oksida yang sudah tercemar di udara selain berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Tanaman yang tercemar oleh gas NO akan mendapatkan dampak yaitu di permukaan daun akan timbul bintik-bintik, jika gas NO pada konsentrasi yang lebih tinggi lagi dapat menyebabkan terjadinya nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Sehingga tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan yaitu menghasilkan karbohidrat dari proses fotosintesis.
Dengan adanya konsentrasi NO sebanyak 10 ppm, kemampuan fotosintesis daun akan menurun sampai sekitar 60% hingga 70% . Permukaan daun yang tertutup debu atau partikulat dapat menyebabkan terhambatnya proses pengambilan karbon dioksida oleh daun dan menyebabkan terhambatnya proses fotosintesis. Terjadinya pemucatan antara tulang dan tepi daun yang disebabkan oleh gas sulfur dioksida. Sulfur dioksida, emisi fluorin dan ozon dapat mengakibatkan proses asimilasi pada tumbuhan terganggu. Selain itu dampak yang dihasilkan jika tumbuhan - tumbuhan dikonsumsi manusia dapat membahayakan kesehatan manusia contohnya saja jika sayur-sayuran yang tercemar timbal kemudian dikonsumsi manusia akan berbahaya bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
2. Hujan Asam
Merupakan hujan yang turun membawa zat kimia yang bersifat asam. Gas nitrogen dioksida dan sulfur dioksida merupakan polutan utama penyebab terjadinya hujan asam. Dampak yang ditimbulkan dari hujan asam adalah jika tanaman terkena hujan asam akan megakibatkan keruskan pada tanaman yang terkena hujan asam tersebut, air hujan yang tinggi keasamanya dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dapat mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan, menyebabkan bahan-bahan yang terbuat dari logam berkarat dan benda-benda yang terbuat dari batu akan rusak.
3. Efek Rumah Kaca
Merupakan suatu peristiwa tertangkapnya atau tertahannya panas matahari dilapisan bagian bawah atmosfer bumi oleh gas rumah kaca yang membentuk lapisan di atmosfer. Gas rumah kaca tersebut memerangkap panas dibumi dengan cara menyerap panas matahari dan panas tersebut akan dipantulkan kembali kebumi. Hal ini menyebabkan suhu bumi meningkat sehingga terjadi pemanasan global. Pada proses diatas seharusnya sebagian besar panas matahari dipantulkan ke luar angkasa.
Pemanasan global di sebabkan oleh gas rumah kaca yaitu berbagai polutan udara seperti karbon dioksida, nitrat oksida, metana, hidrofluorokarbon (HFC), dan klorofluorokarbon (CFC). Akibat aktivitas manusia jumlah gas-gas ini meningkat di atmosfer setiap tahunya.
Pemanasan global merupakan dampak dari efek rumah kaca, pemanasan global tersebut juga menimbulkan dampak yaitu sebagai berikut
  1. Es dikutub mencair sehingga permukaan air laut menjadi tinggi dan mengakibatkan banjir, banjir dapat menimbulkan wabah penyakit.
  2. Mnyebabkan terjadinya perubahan iklim regional dan global
  3. Menyebabkan perubahan pada siklus kehidupan flora dan fauna
4. Kerusakan Lapisan Ozon
Fungsi lapisan ozon terhadap bumi adalah melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet (UV) yang dipancarkan matahari. Lapisan ozon berada diketinggian 20-35 km dari permukaan bumi di stratosfer. Adanya CFC sebagai polutan udara yang berada di stratosfer dan bersifat labil. Sinar ultraviolet menyebabkan CFC yang ada dilapisan atmosfer menjadi radikal bebas CI yang sangat reaktif. Sehingga mempercepat (katalis) dalam proses penguraian ozon. Akibatnya proses penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pada proses pembentukan molekul-molekul ozon. Sehingga terganggunya keseimbangan lapisan ozon. 
Dampak yang dihasilkan dari peristiwa tersebut yaitu menyebabkan lapisan ozon menjadi tipis dan bahkan dapat membuat lubang-lubang pada lapisan ozon. Karena lapisan ozon sudah berlubang sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari tidak bisa di saring lagi. Akibat dari sinar ultraviolet yang langsung di pancarkan kebumi dapat menyebabkan kanker kulit dan kerusakan pada tanaman. Gas CFC yang menjadi polutan tadi dapat dihasilkan dari alat pendingin seperti lemari es dan AC.














BAB IV PENCEGAHAN PENCEMARAN UDARA



Di tahun 1997 sebelum pemerintah mengesahkan pula UU nomor 23 tahun
1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, yang dalam bidang pengendalian
pencemaran udara dioperasionalkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah RI nomor
41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara, dua tahun sebelumnya
yaitu ditahun 1996, pemerintah mengeluakan keputusan ditingkat menteri, KEP-
15/MENLH/4/1996 tentang Program Langit Biru, sebagai program pengendalian
pencemaran udara di Indonesia.
Gambar 4.1 pencegahan pencemaran udara
Adapun beberapa hal yang di lakukan dalam pencegahan pencemaran udara antara lain adalah :
1.      Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan.
2.      Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan penyerap polutan atau saringan.
3.      Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan pengikat sebelum dibebaskan ke air. Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas buang ke udara bebas.
4.      Membangun cerobong asap yang cuup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu pemukiman atau kita;
5.      Mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi angkutan pribadi;
6.      Memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan tumbuhan adalah sebagai indikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu dan bahan partikel lain.




















BAB V PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
Secara nasional program pengendalian pencemaran udara adalah Program LangitBiru (PLB) yang dicanangkan pada tanggal 6 Agustus 1996 di Semarang oleh
Menteri Negara Lingkungan Hidup dan selanjutnya ditetapkan sebagai Surat
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 15 tahun 1996 tentang
Program Langit Biru. Pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Program
Langit Biru difokuskan pada:
1. Pengendalian pencemaran udara dari sumber bergerak
2. Pengendalian pencemaran udara dari sumber tidak bergerak
Fokus pada pengendalian pencemaran udara dari sumber bergerak diarahkan pada upaya-upaya pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu udara yang berasal dari sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kendaraan bermotor termasuk
didalamnya yang berasal dari kereta api, pesawat terbang, kapal laut dan
kendaraan berat lainnya.
Sedangkan fokus pada pengendalian pencemaran udara dari sumber tidak bergerak diarahkan pada upaya-upaya pencegahan dan/atau
penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu udara yang berasal dari
sumber emisi yang tetap pada suatu tempat termasuk yang berasal dari
kebakaran hutan dan pembakaran sampah.
Di lingkungan Universitas Indonesia dan Fakultas Teknik diperkirakan pencemaran udara yang terjadi berasal dari polutan yang dihasilkan kendaraan bermotor, asap rokok, serta pembakaran sampah dengan sengaja. Pencemaran udara ini menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kehidupan di muka bumi. Semakin menipisnya lapisan ozon dan pemanasan global merupakan dampak yang harus diwaspadai karena ini berarti menyangkut lestarinya keanekaragaman hayati, kelangsungan makhluk hidup di bumi dan keberadaan bumi itu sendiri.
FTUI memiliki Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara sebagai berikut:
1.      Pengendalian pencemaran udara meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran, serta pemulihan mutu udara dengan melakukan inventarisasi mutu udara ambien, pencegahan sumber pencemar, baik dari sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak termasuk sumber gangguan, serta penanggulangan keadaan darurat pencemaran udara.
2.      Pengendalian pencemaran udara diselenggarakan melalui kebijakan :
3.      pengembangan dan penerapan teknologi ramah lingkungan di kampus FTUI;
4.      pelaksanaaan praktikum dan penelitian yang bersih tanpa pencemaran di lingkungan kampus FTUI;
5.      pembangunan gedung dan fasilitas yang bersih tanpa pencemaran di lingkungan kampus FTUI;
6.      pengembangan dan penggunaan energi alternatif atau energi baru terbarukan yang tidak menghasilkan gas buangan yang mengandung pencemar;
7.      penggunaan bahan bakar ramah lingkungan yang tidak mengandung timbal dan logam berat lainnya;
8.      pengembangan ruang terbuka hijau;
9.      pengelolaan sistem transportasi kampus terpadu;
10.  pengikutsertaan aspek pengelolaan kualitas udara dalam perencanaan tata ruang fakultas;
11.  tidak membakar sampah di lingkungan FTUI baik sampah organik maupun sampah anorganik serta menerapkan program reduce-reuse-recycle (3R);
12.  pemberian insentif dan penghargaan bagi dosen dan karyawan pada kegiatan atau inovasi yang ramah lingkungan atau berhasil melaksanakan program reduksi emisi gas buang;
13.  pengujian emisi gas buang pada kendaraan bermotor (sumber bergerak) dan pada generator set (sumber tidak bergerak) milik FTUI; dan
14.  pelaksanaan mitigasi / pemulihan pada kasus pencemaran udara spesifik.
15.  Pengukuran dan pemantauan mutu udara di FTUI meliputi:
16.  mutu udara ambien (udara bebas/sekitar);
17.  mutu udara dalam ruangan;
18.  mutu emisi gas buangan dari sumber bergerak (kendaraan bermotor) dan sumber tidak bergerak (generator set atau mesin lainnya yang menghasilkan gas buang);
19.  tingkat kebauan (bahan kimia, gas, sampah).
20.  Pelaksanaan patroli Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan FTUI khususnya pada Kantin Mahasiswa oleh Petugas Satuan Pengamanan (Security) bersama Petugas Lingkungan Unit P2SM setiap hari kerja.
21.  Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan bahwa apabila kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. *(MHA)












BAB VI PENANGAN PENCEMARAN UDARA
Polusi udara atau pencemaran udara dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan, mulai dari masalah kesehatan sampai pada perubahan iklim global. Pencemaran udara tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi hanya dapat dikurangi atau dikendalikan. Manusia dapat mengakibatkan pencemaran udara, tetapi juga dapat berperan dalam pengendalian pencemaran udara ini. Adapun upaya pengendalian terhadap polusi udara dapat dilakukan sebagai berikut :
1.      Penghijauan dan reboisasi
Penghijauan dan reboisasi dapat menurunkan polusi udara oleh CO2. Demikian juga pembuatan jalur hijau di kota-kota besar menjadi hal yang sangat berarti. Secara alamiah tumbuhan menyerap CO2 untuk fotosintesis, dengan penghijauan berarti akan meningkatkan pengambilan CO2 udara oleh tumbuhan.
2.      Menetapkan kawasan industri yang jauh dari kawasan pemukiman warga.
3.      Mengurangi pemakaian bahan bakar dari fosil (minyak bumi dan batu bara) pada industri dan pembangkit listrik.
4.      Memanfaatkan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan
Memanfaatkan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dapat berupa energi biogas, energi surya dan energi panas bumi untuk menggantikan energi minyak bumi dan batu bara.
5.      Pengawasan yang ketat di wilayah hutan yang rawan terbakar
6.      Melarang warga membakar semak belukar di sekitar hutan dalam membuka lahan pertanian
Disamping itu perlu diberikan sanksi yang tegas pada pihak-pihak yang secara sengaja melakukan pembakaran lahan atau hutan.
7.      Memakai masker
Memakai masker penting dilakukan terutama pada saat udara tercemar oleh asap, paling tidak dapat mengurangi dampak yang lebih buruk.

BAB VII PEMBAHASAN PENCEMARAN UDARA
Pada umumnya, di kota-kota besar terjadi pertambahan penduduk dan
pertumbuhan ekonomi yang amat pesat, sehingga meningkatnya tempat-tempat
pemukiman, transportasi, dan perindustrian dalam rangka memenuhi kebutuhan
manusia itu sendiri baik berupa sarana dan prasarana. Selain itu, kemajuan
teknologi yang dicapai oleh manusia dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
dan kenyamanan hidupnya memberi dampak yang positif dan negatif .
Dampak negatifnya berupa kerugian bagi keseimbangan lingkungan hidup.
Salah satu bentuk dampak negatifnya, yaitu sulitnya untuk memperoleh
udara berkualitas baik dan bersih. Pencemaran udara yang terjadi merupakan
masalah pencemaran lingkungan yang terberat bagi daerah perkotaan. Akibat
pencemaran udara dapat membahayakan kesehatan manusia, kelestarian tanaman
dan hewan, dapat merusak bahan-bahan, menurunkan daya penglihatan, serta
menghasilkan bau yang tidak menyenangkan
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara
menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak
berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia.
Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah
padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di
atas batas kewajaran. Pada umumnya bahan pencemar udara adalah
berupa gas-gas beracun (hampir 90 %) dan partikel-partikel zat padat.
Selain gas-gas beracun  pembakaran bahan bakar kendaraan juga menghasilkan partikelpartikel karbon dan timah hitam yang beterbangan mencemari udara.
Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai
kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan.
Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai
kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam
beracun, dan lain-lain.
BAB VIII KESIMPULAN
Ø  Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara
menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak
berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia.
Ø  Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar yang penuh dengan pabrik atau industri dan kendaraan bermesin yang banyak hingga menimbulkan kemacetan. Semakin sempitnya lahan hijau di daerah perkotaan juga memperburuk kondisi tersebut. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan kalau di pedesaan juga bisa terjadi pencemaran lingkungan, karena pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana.
Ø  Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan
penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan
manusia. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri
yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin
parah pula pencemaran udara yang terjadi.
Ø  Di tahun 1997 sebelum pemerintah mengesahkan pula UU nomor 23 tahun
1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, yang dalam bidang pengendalian pencemaran udara dioperasionalkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara, dua tahun sebelumnya yaitu ditahun 1996, pemerintah mengeluakan keputusan ditingkat menteri, KEP- 15/MENLH/4/1996 tentang Program Langit Biru, sebagai program pengendalian pencemaran udara di Indonesia. (Suryanto, 2012)




DAFTAR PUSTAKA
Ali, A. (2007). Kebijakan pencemaran udara di indonesia. Polowali mandar: Staf dinas kesehatan .
Dinas Perhubungan Kota Makassar, 2014. Data Jumlah Kendaraan Bermotor Kota Makassar. Pemerintah Kota Makassar. Makassar
Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Udara dan Air. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Hadiance, Awal Rahmat. 2013. Evaluasi Pengembangan Terminal Penumpang Tipe B (Studi KasusB Terminal Malengkeri Makassar). Tesis. Yogyakarta. Universitas Gadjah MadaNKeputusan Badan Pengendalian Lingkungan DampakLingkungan No KEP-107/Kabapedal/11/1997
Inayah, Y. (2015). Analisis tinggkat pencemaran udara pada kawasan terminal malengkeri dikota makassar. Makassar: Universitas hasanudin.
Suryanto, D. (2012). Analisis tingkat polusi udara terhadap pengaruh pertumbuhan kendaraan studi kasus DKI jakarta. Jakarta: Universitas gunadarma.
Tokan, C. (2015). Pengendalian pencemaran udara melalui pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) di kota Yogyakarta. yogyakarta: universitas atma jaya yogyakarta .




MODUL QGIS LENGKAP

    PENGENALAN QGIS Quantum GIS yang disingkat QGIS adalah open source/freeware yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan data GIS dan mahaln...